Friday, November 07, 2008

Ratiban

Hari ini, pertama kalinya gue ikut ratiban. Pak Ma'sum tetangga depan rumah ngadain ratiban karena beliau akan mulai masuk asrama haji tanggal 13-Nov nanti.

Begitu to' yang namanya ratiban. kaki gue pegel eh kesemutan berat bo' . Maklum duduk bersila. Si papah juga diundang pak Ma'sum.

Mudah-mudahan jadi Haji yang Mabrur ya pak...

Ngomong-ngomong soal ratiban, gue ama bini sepakat nggak ada yang namanya ratiban. Pertama karena nggak ada tuntunan dari Rasulullah juga mending uangnya buat biaya hidup di Mekkah/Madinah atau buat biaya hidup yang ditinggalin. Kalau tetangga atau sanak keluarga mau do'ain, ya do'ain aja.

Insya Allah untuk waktu yang nggak terlalu lama gue ama bini bisa haji setelah juni/juli 2008 lalu kita umrah bareng anak2 (Raka & Randy). Aamiin...

Wednesday, November 05, 2008

Taksi Gamya

Rencana dari beberapa hari sebelumnya, gue mau dateng ke pengajian Pak Umay Jafar Sidiq di Masjid Babussalam, Rawamangun. Pengajiannya ba'da maghrib tapi gue keluar kantor udah 5.30.

Naik taksi dari depan Ratu Plaza dengan maksud biar cepet nyampe, eh nyampe rawamangun udah jam 6:45. Gue langsung pulang aja.

Supir taksi Gamya yang gue naikin terkesan adalah muslim yang shaleh. Ngobrol banyak hal mulai dari sedekah, ikhlas sampe tetangga2 dia di daerah Kp. Rambutan yang waktu bulan puasa kemarin pada nggak puasa. mending ngumpet2, ngobrol di tempat umum sembari ngopi.
Tapi begitu dideket kampung mereka dibangun diskotik, buru2 deh layaknya orang yang paling alim, protes dan ngerusak property orang. Tapi tu supir bilang, mending begitu pak masih ada imannya walaupun dikit daripada cuek bebek (hmm bisa jadi ada benernya tu bapak)

Tuesday, November 04, 2008

Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup..

Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup..

Renung-renungkan dan selamat beramal..
Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju Mekah....... , aku bertanya pada Ibu.
'Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari Umrah....?' Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah.
Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.
Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel dimana saya bergabung untuk Umrah di
bulan July 2007 yang lalu.
Kebetulan umrahku dimulai di Madinah dulu selama 4 hari, baru ke Mekah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah. Jadi aku punya kesempatan untuk bertanya tentang Umrah.
Ibu berkata...'Shinta, * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup*
Keningku berkerut.... ....'Sedikit sekali Allah memanggil kita..?'
Ibu tersenyum. 'Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?'
Saya menggelengkan kepala.

'Panggilan pertama adalah* **Azan*', ujar Ibu.

'Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas
terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita sholat,
sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel,
Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita. Kadang kita terlambat, bahkan tidak
sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih
memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik
umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan
membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

Saya terpekur.... .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah.......

Ibu melanjutkan, 'Shinta, Panggilan yang kedua adalah panggilan* Umrah/Haji*

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan
panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' . Hamba yang satu mendapatkan
kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalan nya bermacam-macam.
Yang tidak punya uwang menjadi punya uwang, yang tidak merancang pula akan pergi, ada yang memang merancang dan terkabul. Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik/
Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua.
Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali. Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu'.

Mata saya semakin berkaca-kaca. ........Subhanal lah...... .saya datang
menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan.. ...Alhamdulill ah...

'Dan panggilan ketiga', lanjut Ibu, 'adalah* KEMATIAN*. Panggilan yang kita
jawab dengan amal kita. Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan
tanda
tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan
gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu Shinta,
manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ...Jawablah 3 panggilan Allah dengan
hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah.... ........Insya Allah syurga adalah
balasannya.. ...'

** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada Allah
karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ....Kala itu hati saya makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat..... .....Aku menjawab panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam........ **

*Huraisy*
*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang
bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini
dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.
Malaikat Jibril bertanya : 'Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa
yang kau cari?' Huraisy pun menjawab, 'Aku mahu mencari lima orang.'

Pertama, orang yang meninggalkan sembahyang.
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu-bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.'*

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Tujuh golongan orang yang dinaungi Allah [pada hari kiamat] dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya: 1. imam (pemimpin) yang adil; 2. pemuda yang tekun beribadah kepada Tuhan-Nya; 3. orang yang hatinya terpaut oleh masjid; 4. dua orang yang saling mencintai karena Allah, yang bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah; 5. seorang laki-laki yang diminta oleh wanita yang berkedudukan dan cantik [untuk memenuhi nafsunya], tetapi ia menjawab: ’Sungguh aku takut kepada Allah’; 6. seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinafkahkannya oleh tangan kananya; 7. seorang yang berzikir kepada Allah di tempat sepi, lalu kedua matanya basah [oleh air mata].” (HR Bukhari)

Aku Tidak Mau Masuk Surga

Aku Tidak Mau Masuk Surga
————————————————————————————————————————-

Digelapnya malam, didalam redupnya sinar lampu kamar

seorang anak kecil berusia sekitar 5thn berdoa dengan sangat khusyuknya

Para malaikat yang sedang menatap kumpulan doa dari para manusia tersentuh…apa gerangan yang mahluk kecil itu inginkan, maka sang malaikat menghampirinya

Anak kecil itu terkejut…

apa dia ada salah sehingga malaikat itu sendiri yang menghampirinya untuk menegur?

atau

apa doa yang dia panjatkan terlalu berlebihan, sehingga malaikat memintanya untuk menghentikan panjatan doa2 itu..

Anak kecil itu lebih terkejut lagi, ketika sang malaikat mengajaknya bertanya tentang doanya

“Apa gerangan yang engkau inginkan wahai mahluk kecil hamba Allah?”

“Apa gerangan yang membuatmu memantapkan doamu ditengah malam ini, disaat mahluk seusiamu sudah berpadu dengan alam mimpi?, tanya sang malaikat dengan lembut

Anak kecil itu terdiam..belum pernah sebelumnya ia bertemu dengan malaikat, memimpikannya bahkan tidak.

“aku…aku lagi berdoa”, jawab anak itu

malaikat itu menatap mata yang memancarkan sinar keluguan dari sang anak

“Aku..sedang berdoa kepada Tuhan, agar aku tidak dimasukkan ke surga”, lanjut anak itu

“Kenapa engkau tidak ingin masuk surga wahai mahluk yang masih bersih dari dosa? engkau bisa memiliki segalanya disitu..mainan yang tak terbatas , kue kue lezat yang bisa kau makan setiap waktu, semua keinginan mu akan ada disitu”, cakap sang malaikat

“Tapi disitu pasti tidak ada Mama dan Papa…………..”, isak sang anak kecil

“Kata buku agama, yang bisa masuk surga hanya orang yang rajin beramal, rajin membantu sesama , yang baik hati”, lanjut sang anak kecil

“Mama tidak pernah mau membantu orang lain, pengemis dijalanan pun ia tepis dengan kakinya………”

“sedangkan papa, dia memang rajin beramal, tapi hanya ketika amal itu bisa dipamerkan ke orang…”

“Mereka berdua memang baik hati, tapi hanya kepada aku, tidak kepada orang lain”

“Aku sayang mama dan papa, tapi aku ga mau menjadi anak baik, dan berada di surga sendirian, tanpa mama dan papa”

Sang malaikat mendengarkan penjelasan sang anak dengan seksama…entah darimana pemikiran seperti itu bisa muncul dari tubuh mungil seorang anak yang bahkan membaca pun belum lancar

“wahai mahluk kecil yang dicintai setiap orang yang melihatmu, disurga nanti, mungkin memang tidak akan ada mama dan papamu , “,

“tapi, jika kamu ada disitu, kamu bisa berdoa untuk menarik mama dan papamu kedalamnya, sehingga kamu tidak akan sendiri lagi”

“tapi jika kamu memilih berada disisi lainnya, maka sesungguhnya kamu dan mama papa mu, akan tetap kekal didalamnya”

“Apakah kamu mengingkan hal itu? wahai mahluk kecil?” jawab sang malaikat

Anak kecil itu terdiam

“Apa aku bisa menarik mama dan papa kedalam surga kelak wahai malaikatku sayang?”, tanyanya untuk memastikan

“Hanya jika kamu menjadi anak baik, shaleh , berbakti kepada orangtuamu, Kelak, semua itu bisa kau lakukan, jika Tuhan menghendaki”, jawab sang malaikat dengan lembut

“Baiklah…aku akan jadi anak baik , shaleh, dan berbakti kepada orangtua”, lanjut si anak kecil

kemudian anak kecil itu kembali berdoa, lebih khusyuk dari sebelumnya

sang malaikat tersenyum, dan kembali bertanya

“Sekarang, doa apalagi yang engkau panjatkan wahai mahluk dengan sejuta doa?”

“Aku sedang berdoa, semoga Tuhan tidak jadi mengabulkan permintaanku sebelumnya , dan memasukkan aku kedalam surga”,Jawab sang anak kecil dengan senyum

Hadits Qudsi

"Tidak ada satupun hamba-Ku yang ikhlas kuambil harta yg Kuberikan padanya, kecuali Kuganti dengan yang lebih baik. Tidak ada satupun hamba-Ku yang ridha dengan bala yang Kutimpakan padanya, kecuali Kunaikkan derajatnya. Dan tidak satupun hambaKu yang bersyukur, kecuali Kutambah nikmatKu padanya".

Di hadits qudsi yang lain Allah menyatakan:
"Barangsiapa yang tidak bersyukur atas nikmatKu, tidak bersabar atas bala yang Kutimpakan, dan tidak ridho terhadap keputusanKu, keluarlah dari langitKu dan carilah Tuhan selain diriKu".

Today's Hadits

Dari Abu Hurairah:
"Kekasihku Shallallahu alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan
3 perkara: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha dan shalat
witir sebelum tidur" (HR Bukhari dan Muslim)

Note:
1. Puasa 3 hari adalah di tengah2 tiap2 bulan pada kalender Hijriah
(tanggal 13,14,15). Untuk bulan Dzulqa'dah 1429H atau November 2008,
jatuh tanggal 11,12,13 November 2008.
Secara pribadi, mudah2an saya bisa melakukannya mulai bulan depan.
Ayo,ayo...

2. Shalat Dhuha bisa dilaksanakan antara 2~12 rakaat. Seingat saya ada
hadits yang mengatakan:
- 2 rakaat Dhuha maka mencukupkan sedekah kita pada hari ini
(kita diharuskan bersedekah setiap hari termasuk kepada persendian/
ruas tulang kita yang jumlahnya 360; walaupun ilmu kedokteran baru
menemukan 340 pada 1996). 2 rakaat dhuha akan mencukupkan kewajiban itu.
- 4 rakaat Dhuha maka Allah akan mencukupkan rezeki-mu pada hari itu
dari pagi hingga petang
- 6 rakaat Dhuha maka Allah akan mencukupkan rezeki-mu sepanjang hari
pada hari itu
- ...
- 12 rakaat Dhuha maka Allah akan membangunkan istana bagimu di surga

3. Witir
Untuk ini, saya no comment. Abis jarang banget dikerjain. Kalo ngasih
comment tapi nggak ngerjain, takutnya saya termasuk orang yang celaka.

Wallahu a’lam bishshowwab

Telaah Kritis usia Aisyah ra

Telaah Kritis usia Aisyah ra

Saya akan membahas perihal usia Siti Aisyah ra di saat menikah dengan Nabi Muhammad saw yang sumbernya saya dapat dari situs Islam di internet dan beberapa buku.
Sesungguhnya mengenai perihal berapa tepatnya usia Siti Aisyah ra disaat menikah dengan Nabi saw merupakan polemik. banyak pihak silang pendapat mengenai ini ,kemudian timbul kontradiksi dari tiap hadis ada yang mengatakan Aisyah ra berusia 9 tahun dan ada yang menolaknya di karena kemudian di temukan hal-hal yang memberatkan kalau Aisyah ra berusia 9 tahun disaat menikah dengan Nabi saw bahkan Asiyah berusia 16 tahun bahkan sampai mencapai 20 tahun dan juga kredibilitas para pembawa riwayat bahwa Aisyah ra berusia 9 tahun dan hal-hal yang memberatkan itu saya tulis di bawah ini:
Semoga bermanfaat.

Hal yang memberatkan pertama:
Cerita seputar usia Aisyah 9 tahun umumnya di laporkan oleh Hisham ibn ‘urwah yang bersumber dari ayahnya.Peristiwa yang di kenal sebagai satu cerita yang dilaporkan, seharusnya secara logika dilaporkan/diriwayatkan oleh lebih dari satu orang, 2 atau pun 3 orang. Dan ini sebuah fakta.
Dan anehnya bahwa tidak satupun para sahabat di Madinah dimana Hisham ibn ‘urwah bermukim selama 71 tahun pertamanya meriwayatkan peristiwa ini darinya ,bahkan semua murid-muridnya pun termasuk Malik ibn Anas ra yang terkenal juga tidak meriwayatkan ini,semua periwayat dari peristiwa adalah kesemuanya orang-orang Iraq,dimana Hisham bermukim setelah pindah dari Madinah.
Sekali lagi penjelasan, orang-orang yang mendengar kisah ini dari Hisham ibn ‘urwah adalah orang-orang Iraq, ini fakta .Dapat di cek dalam sketsa biografi atas periwayat-periwayat yang meriwayatkan kisah ini.
Dan dibawah ini saya sertakan stamen-statemen dari shabat nabi dan cendikiawan Islam:
Tehzib al-Tehzib, salah satu buku yang terkenal dari semua buku2x yang membahas mengenai kehidupan dan kridibiltas dari para periwayat dalam tradisi Hadis-hadis nabi saw ,bahwa menurut Yaqub ibn Shaibah ra :”Hadist2x yg bersanad oleh Hisham adalah shahih kecuali hadis-hadisnya yang di riwayatkan oleh periwayat-periwayat dari Iraq”.Dan selanjutnya Malik Ibn Anas ra menolak Hadis-hadis dari Hisham Ibn ‘urwah yang di riwayatkan oleh perawi Iraq.(Vol 11.halaman 48-51)
Yaqub ibn Shaibah berkata: Hisham ibn “urwah adalah dapat di percaya, Hadis-hadis dari nya diterima, kecuali apa yang dia kisahkan setelah pindah ke Iraq.( Tahzib al Tahzib,Ibn Hajar Al-’asqalaaniy,Arabic,Dar Ilhya al-turath al-Islami. Vol 11.Halaman 50)
Aku di beritahukan bahwa Malik ibn Anas ra menolak semua kisah yang di riwayatkan perawi-perawi dari Iraq seputar hadis-hadis dari Hisham.(Tehzi’bu’l-tehzi’b, Ibn Hajar Al-`asqala’ni, Arabic, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol. 11, Halaman. 50)
Dan juga di dalam kitab Meezan al-Ai’tidaal, kitab lain selain Tahzib al Tahzib yang juga membahas mengenai kredibilitas dan sektesa biografi para perawi dalam tradisi al-musthalla ul-hadith menjelaskan bahwa ketika tua daya ingat Hisham berkurang drastis (Vol. 4,halaman 301-302) dan (Meezaan al-Ai`tidaal, Al-Zahabi, Arabic, Al-Maktabah al-Athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4,halaman. 301).

Hal yang memberatkan ke dua:
Menurut anggapan umum yang populer bahwa Aisyah ra terlahir sekitar 8 tahun sebelum peristiwa Hijrah. Tapi menurut hadis dalam kitab Bukhari (Kitab bab Tafsir) Aisyah diriwayatkan berkata” Bahwa saat di turunkan surah Al-Qamar,(surat ke 54 dalam Qur’an),aku adalah anak kecil”.dan Surah Al-Qamar di turunkan 9 tahun sebelum peristiwa Hijrah, dan menurut pengakuan Aisyah ra bahwa dia bukan saja sudah lahir sebelum turunya Surah Al-Qamar namun pula Aisyah juga adalah seorang gadis (jariyah) bukan anak orok (sibyah) pada saat itu dan pula saat 8 tahun sebelum hijrah dia sudah jauh dari umur orok namun Aisyah sudah mencapai tingkatan gadis , jika pengakuan Aisyah ra dalam kitab bab Tafsir Bukhari adalah benar adanya maka telah berkontradiksi dengan kisah-kisah yang di laporkan Hisham ibn ‘urwah yang diriwayatkan oleh orang-orang Iraq.
Aisyah ra berkata : Aku masih gadis ,ketika ayat 46 dari Surah Al-Qamar di turunkan (Sahih Bukhari, Kitab Al-Tafsir,Arabik,Bab Qaulihi Bal al-saa’atu Maw’iduhum wa al-sa’atu adhaa wa amarr).
Dalam dalam bahasa Ingrisnya akan di temukan perbedaan lebih jelas makna dari kata Jariyah(seorang anak perempuan) dan Sibyah (orok):
Aysha (ra) said: I was a young girl ( not i was an infant=bayi,orok), when verse 46 of Surah Al-Qamar, [the 54th chapter of the Qur'an ], was revealed. (Sahih Bukhari, Kitaab al-Tafseer, Arabic, Bab Qaulihi Bal al-saa`atu Maw`iduhum wa al-sa`atu adhaa wa amarr)
Jadi saya menganggap tidak ada alasan untuk menerima cerita dari Hisham ibn ‘urwah yang di laporkan oleh orang-orang Iraq terlebih setelah kita membaca ulasan-ulasan dari para ahli didalam kitab Tahzib al-Tahzib dan Meezaan al-Ai`tidaa dan pula pengakuan Aisyah ra sendiri dalam kitab Bukhari bab tafsir.

Hal yang memberatkan ke tiga:
Dan penjelasan lainKeterangan : Perang Badr terjadi ke- 2 Hiijrah,Perang Uhud terjadi tahun ke-3 Hijrah.
Menurut beberapa Hadis di katakan bahwa Aisyah ra menyertai pasukan Muslim dalam perang Badr dan Uhud,lebih lanjut juga di laporkan dalam sejarah dan Hadis bahwa siapapun di bawah usia 15 tahun dilarang ikut serta dalam perang Badr dan Uhud (lho kok Aisyah ra ikut serta?),Semua anak lelaki di bawah 15 tahun di pulangkan tapi Aisyah malah ikut serta dalam perang tersebut ,dan partisipasi bunda Aisyah ra jelas dan tegas menjelaskan bahwa beliau tidak berumur 9,10 atau 11 tahun saat itu dan lagi kaum wanita biasa menyertai kaum prianya dalam perang untuk menyuport dan membantu kaum pria bukan malah menjadi beban apalagi membawa anak kecil yg baru berusia 9,10 atau 11 tahun.
Dan untuk menguatkan argumen ini saya akan menuliskan hadis seputar partisipasi Aisyah ra dalam perang Badr dan Uhud:
Aisyah ra menceritakan perihal perjalanan kaum Muslim menuju Badr dan kejadian penting di dalamnya (Muslim,Kitaab al-jihad wa al-siyar, Arabik, Bab karahiyah al-isti`anah fi al-ghazwi bikafir). Aisyah ra berkata:“Ketika kami mencapai Shajarah” Kami =Aisyah dan kaum Muslim.
Dan naratif berkenaan dengan partisipasi Aisyah ra dalam perang Uhud di beritakan dalam Bukhari,Kitab al-Jihad wa al-siyar,Arabik,Bab Ghazwi al-nisaa wa gitalihinna ma’a al-rijaal:
Dan Anas ra menceritakan bahwa di hari dalam perang Uhud,orang-orang tidak dapat berdiri di sekeliling Nabi saw dan aku melihat Aisyah ra dan Ummu Salaim ra menarik keatas pakainnya supaya tidak menghambat geraknya.
Dan adalah fakta bahwa anak-anak di bawah usia 15 tahun di pulangkan dan tidak di bolehkan ikut berpartisipasi dalam perang Uhud,dan di riwayatkan dalam Bukhari al-maghaazi, Baab ghazwah al-khandaq wa hiya al-ahzaab
Ibn Umar ra mengatakan” bahwa Nabi Muhammad saw tidak mengizinkan aku ikut serta dalam perang Uhud karena saat itu aku baru berusia 14 tahun. Tapi saat dalam perang Khandaq ketika aku berusia 15 tahun sang Nabi mengizinkan aku turut serta”.

Hal yang memberatkan ke empat:
Perihal usia Asma ra kakak perempuan Aisyah ra yang lebih tua 10 tahun dari Aisyah ra, dan di beritakan dalam Kitab Taqreeb al-Tahzib sebagaimana Kitab Al-Bidaayah wa al-Nihayah bahwa Asma ra wafat di tahun ke 73 hijrah di saat ia berusia 100 tahun.Sudah barang tentu jika Asma ra berusia 100 tahun di tahun 73 setelah Hijrah maka usia beliau sekitar 27 atau 28 tahun saat terjadinya Hijrah lalu jika Asma ra berusia 27 atau 28 tahun maka sudah barang tentu Aisyah ra berusia berapa? iya anda benar ! Aisyah tentu berusia antara 17 atau 18 tahun (karena antara usia Asma ra dan usia Aisyah ra terpaut 10 tahun).Dengan demikian jika Aisyah ra menikah dengan Nabi saw di tahun pertama atau kedua Hijrah maka usia Aisyah ra saat itu kira-kira antara 18 sampai 20 tahun bukan 9 tahun.
Refrensi relefan berkenaan berkenaan kasus ini ,mari sama-sama kita baca sumber-sumber di bawah ini:
Dari Abd al-Rahman ibn Abi Zannad:
Asma berumur 10 tahun lebih tua dari Aisyah ra (Siyar A`la’ma’l-nubala’, Al-Zahabi, Vol. 2, pg. 289, Arabic, Mu’assasatu’l-risala’h, Beirut, 1992)
Dari Ibn Kathir :
Asma berusia 10 tahun lebih tua dari saudari perempuannya Aisyah (Al-Bidaayah wa al-Nihaayah, Ibn Kathir, Vol. 8, halaman. 371, Arabik, Dar al-fikr
Lebih lanjut mengenai usia Asma ra dan tahun wafatnya
Menurut Ibn Kathir:
Asma menyaksikan anaknya terbunuh saat tahun 73 setelah Hijrah, 5 hari kemudian dia wafat dan banyak pula yang meriwayatkan beliau ra wafat setelah 10 hari ada pula yang mengatakan beliau wafat ra 20 diatas hari bahkan ada yg berpendapat 100 hari setelahnya, dan saat wafatnya beliau berusia 100 tahun (Al-Bidaayah wa al-Nihaayah,Ibn Kathir,Vol 8,Halamn 372,Arabik,Dar al-fikri al-arabiy,Al-jizah,1993)
Menurut Ibn Hajar:
Dia ra hidup selama 100 tahun dan wafat pada tahun 73 setelah Hijrah (Taqreeb al-Tehzeeb, Ibn Hajar Al-Asqalaaniy, Pg. 654, Arabic, Bab fi al-nisaa, al-Harf al-alif)

Hal yang memberatkan ke lima:
Menurut Hadis yang di riwayatkan oleh Ahmad ibn Hambal setelah kematian Khadijah ra,di saat Khaulah ra datang ke pada Nabi saw dan ia menganjurkan agar nabi saw menikah lagi ,kemudian rasullah saw menanyakan perihal siapa yang di rekomendasikan Khaulah ra:” Anda dapat meminang perawan (bigir atau bikr) atau wanita janda (thayyib)”.Disaat Rasullah saw menanyakan siapakah kira-kira perawan itu (Bigir),Khaulah ra mengajukan nama Aisyah ra.(Ahmad ibn Hanbal is: Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol 6, halaman 210, Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut)
Bagi yang faham bahasa Arab maka akan tahu makna kata “Bigir” dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk anak kecil yang baru berusia 9 tahun ,kata yang tepat untuk anak seusia itu (9 tahun) adalah “Jariyah”(seperti yang sudah saya tulis diatas),Bigir di gunakan untuk perempuan yang belum menikah (masih perawan) dan barang tentu anak usia 9 tahun bukanlah seorang Bigir.

Hal yang memberatkan ke enam:
Tabari dalam risalat mengenai sajarah Islam, ketika membahas Abu Bakr ra melaporkan bahwa Abu Bakr memiliki 4 orang anak dan kesemuanya terlahir di zaman Jahiliyyah-Pra Islam ,sudah tentu pula Aisyah ra jika Aisyah ra terlahir di masa Jahiliyah maka usia Aisyah ra tidak kurang dari 14 tahun di tahun ke-1 setelah Hijrah-saat dan menjadi 15 tahun di tahun ke –2 Hijrah ,itu ia cukup mapan untuk menikah.(karena Nabi berdakwah di Mekkah selama 13 tahun sebelum beliau Hijrah ke Madinah,dan malah mungkin usia Aisyah ra lebih dari 15 tahun jika di jaman Jahiliyah beliau ra sudah berusia 2 tahun + 13 tahun masa dakwah nabi atau bahkan lebih).
Dan ini di kutip dari Tarikh al-umam wa al-mamloo’k, Al-Tabari, Vol. 4, halaman. 50, Arabik, Dar al-fikr, Beirut, 1979.

Hal yang memberatkan ketujuh:
Menurut Ibn Hajar ra ,Siti Fatimah ra berusia 5 tahun lebih tua dari Siti Fatimah ra.Fatimah di laporkan lahir di saat Nabi Muhammad saw berusia 35 tahun,lalu jika begitu Aisyah ra saat Hijrah berusia 14 tahun bahkan lebih
“Fatimah ra terlahir di saat renovasi Kaa’bah ,disaat Nabi Muhammad saw berusia 35 tahun…Fatimah berusia 5 tahun dari Aisyah”. (Al-Isabah fi Tamyeez al-Sahaabah, Ibn Hajar al-Asqalaniy, Vol. 4, Halaman. 377, Arabik, Maktabah al-Riyadh al-Haditha, al-Riyadh, 1978)

http://islamiyah.wordpress.com/2007/03/25/telaah-kritis-usia-aisyah-ra/

*********************************************************************************

Diambil dari hasil riset Dr. M. Syafii Antonio dalam bukunya, Muhammad
SAW The Super Leader Super Manager (2007).

Meluruskan Riwayat Pernikahan Rasulullah SAW-Aisyah r.a.

Berita Syekh Puji menikahi gadis berusia 12 tahun cukup membuat resah
banyak kalangan. Di media dia beralasan salah satunya karena mencontoh
Rasulullah yang menikahi Aisyah ketika Aisyah berusia 6 tahun. Sehingga
jika Rasulullah menikahi Aisyah yang 6 tahun, tidak bersalah dong kalau
dirinya menikahi gadis yang berusia 12 tahun.

Tulisan ini mencoba meluruskan riwayat pernikahan Rasulullah dengan Aisyah
ra. yang telah berabad-abad lamanya diyakini secara tidak rasional. Dan
efeknya, orientalis Barat pun memanfaatkan celah argumen data pernikahan
ini sebagai alat tuduh terhadap Rasulullah dengan menganggapnya fedofilia.
Mari kita buktikan. Secara keseluruhan data-data yang dipaparkan tulisan
ini diambil dari hasil riset Dr. M. Syafii Antonio dalam bukunya, Muhammad
SAW The Super Leader Super Manager (2007).

Kualitas Hadits
Alasan pertama. Hadits terkait umur Aisyah saat menikah tergolong
problematis alias dho'if. Beberapa riwayat yang menerangkan tentang
pernikahan Aisyah dengan Rasulullah yang bertebaran dalam kitab-kitab
Hadits hanya bersumber pada satu-satunya rowi yakni Hisyam bin 'Urwah yang
didengarnya sendiri dari ayahnya. Mengherankan mengapa Hisyam saja
satu-satunya yang pernah menyuarakan tentang umur pernikahan 'Aisyah r.a
tersebut. Bahkan tidak oleh Abu Hurairah ataupun Malik bin Anas. Itu pun
baru diutarakan Hisyam tatkala telah bermukim di iraq. Hisyam pindah
bermukim ke negeri itu dalam umur 71 tahun.
Mengenai Hisyam ini, Ya'qub bin Syaibah berkata: "Apa yang dituturkan oleh
Hisyam sangat terpercaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah
pindah ke Iraq." Syaibah menambahkan, bahwa Malik bin Anas menolak
penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq. (Ibn Hajar
Al-Asqalani, Tahzib al-Tahzib. Dar Ihya al-Turats al-Islami, Jilid II,
hal. 50) Termaktub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi
Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun
(Al-Maktabah Al-Athriyah, Jilid 4, hal. 301). Alhasil, riwayat umur
pernikahan Aisyah yang bersumber dari Hisyam ibn 'Urwah, tertolak.

Urutan Peristiwa Kronologis
Alasan kedua. Terlebih dahulu perlu diketahui peristiwa-peristiwa penting
secara kronologis ini:
Pra-610 M : Zaman Jahiliyah
610 M : Permulaan Wahyu turun
610 M : Abu Bakar r.a. masuk Islam
613 M : Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
615 M : Umat Islam hijrah I ke Habsyah
616 M : Umar bin al-Khattab masuk Islam
620 M : Aisyah r.a dinikahkan
622 M : Hijrah ke Madinah
623/624 M : Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW.

Menurut Al-Thabari, keempat anak Abu Bakar ra. dilahirkan oleh isterinya
pada zaman Jahiliyah. Artinya sebelum 610 M.
Jika 'Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti 'Aisyah lahir tahun 613
M. Padahal menurut Al-Thabari semua keempat anak Abu Bakar ra. lahir pada
zaman Jahiliyah, yaitu sebelum tahun 610. Jadi kalau Aisyah ra. dinikahkan
sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup
sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun.
Kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa pastinya beliau dinikahkan dan
serumah? untuk itu kita perlu menengok kepada kakak perempuan Aisyah ra.
yaitu Asma.

Perhitungan Usia Aisyah
Menurut Abdurrahman ibn Abi Zannad, "Asma 10 tahun lebih tua dari 'Aisyah
ra." (At-Thabari, Tarikh Al-Mamluk, Jilid 4, hal. 50. Tabari meninggal 922
M) Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, Asma hidup hingga usia 100 tahun dan
meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Al-Asqalani, Taqrib al-Tahzib, hal.
654). Artinya, apabila Asma meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal
pada tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada
waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun
pada waktu Hijriyah. Dengan demikian berarti Aisyah mulai hidup berumah
tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.
Allohu a'lam bishshawab.

Pulau Monyet

Oleh : Farabi Al Mishri

Tersebutlah sebuah pulau yang dihuni oleh banyak monyet. Selain monyet,
pulau tersebut juga memiliki hamparan pohon kelapa yang melimpah,
sehingga monyet telah dijadikan sebagai pemetik buah kelapa menggantikan
peran manusia. Harga seekor monyet awalnya hanya senilai $10/ekor, namun
belakangan terus meningkat terutama sejak Mr. Greedy berani membayar
seekor monyet dengan harga dua kali lipat.

Melihat peluang bisnis dan dalih jasa pemetikan kelapa, Mr. Greedy
terdorong untuk memiliki monyet dalam jumlah yang lebih banyak.
Perburuan monyetpun dilakukan, setiap penduduk yang memiliki monyet
ditawarkan harga yang menarik, yaitu $20 per ekor. Kini masyarakat
ramai-ramai menjualnya dengan harga di atas pasaran, dan bahkan menembus
harga $40/ekor.

Mr. Greedy belum puas, dikala populasi monyet semakin berkurang dan
penduduk sudah tidak memiliki monyet lagi, ia menawarkan harga dua kali
lipat lebih, yaitu $95 untuk setiap monyet. Penduduk pun ramai-ramai
mencari sumber monyet dari berbagai tempat termasuk di pulau lain, namun
sayang di pulau-pulau lain tersebut, monyet sulit ditemui. Kalaupun
didapat ongkosnya tidak sebanding dengan biaya perolehan.

Melihat peruntungan yang menarik, apalagi Mr. Greedy bersedia membayar
$95 per ekor, maka penduduk semakin bernafsu memperolehnya. Melihat
situasi demikian, Mr. Cunning, si licik, kepercayaan Mr. Greedy mulai
mengatur siasat. Ia membobol kandang monyet milik Mr. Greedy seolah-olah
dicuri maling, kemudian menjualnya kepada para pencari monyet seharga
$55 per ekor. Maka mereka pun berbondong-bondong membeli monyet di harga
itu, dengan harapan Mr. Greedy akan membelinya senilai $95.

Hitung-hitungan kasar dari spekulasinya, para pembeli itu akan
memperoleh keuntungan $40 per ekor ($95 - $55). Namun yang terjadi
adalah sebaliknya, Mr. Greedy enggan membayar monyet-monyet itu dengan
harga penawaran terakhir, yaitu $95, karena menurutnya monyet-monyet itu
adalah miliknya yang diambil oleh maling. Bersamaan dengan peristiwa
itu, Mr. Cunning sudah raib ditelan bumi, ia pergi meninggalkan pulau
itu dan tidak jelas rimbanya lagi.

Pemilik monyet-monyet itu nasibnya kini sama persis dengan pemegang
Collateralized Debt Obligations (CDOs), surat/sekuritas subprime
mortgage. Harga monyetnya tidak lebih dari $10, sama seperti harga
sebelum dibeli oleh Mr. Greedy. Sementara Mr. Greedy dan patnernya, Mr.
Cunning meraup keuntungan per ekor monyet tertinggi sebesar $45 ($55 -
$10), $35 ($55 - $20), dan keuntungan terendah, $15 ($55 - $40).
Penduduk pulau monyet hanya gigit jari, keuntungan besar yang diharapkan
dari spekulasi tersebut berbuntut kerugian yang menyesakkan dada.
Sementara Mr. Greedy dan Mr. Cunning kabur menikmati dolarnya.

Kisah pulau monyet itulah yang barangkali terjadi di belantara bisnis
CDOs di negeri Paman Sam. Dikala Federal Reserves (Fed), Bank Sentral
AS, menurunkan suku bunganya menjadi 1%-1,75% pada awal tahun 2000-an,
menyebabkan bisnis sektor perumahan menggelembung, bahkan debitur yang
berpenghasilan pas-pasan atau sebenarnya tidak layak (subprime) bisa
memperoleh mortgages atau seperti kredit pemilikan rumah di negeri ini.
Analoginya seperti kasus pemegang kartu kredit yang berasal dari
golongan berpendapatan rendah, namun memiliki banyak kartu kredit.

Bank pemberi mortgage (KPR) kemudian menjual subprime mortgage yang
berisiko tinggi tersebut melalui proses sekuritisasi, yaitu mengubah
obligasi mortgage menjadi sekuritas (surat berharga) baru yang disebut
Collaterized Debt Obligations (CDOs) atau sebagai Mortgage Back
Securities, surat berharga beragun KPR. CDO tersebut tercipta melalui
pemilahan dari beberapa mortgage yang potensial/kurang potensial dengan
financial asset lain, kemudian produk derivasinya (turunan)
diasuransikan serta memasukkannya dalam lembaga pemeringkat (Rating
Agency), sehingga bank dapat menjual pada harga rating AAA (berisiko
rendah), BBB (sedang), dan CCC (tinggi).

Rekayasa tersebut sebenarnya syarat dengan kolusi dan moral hazard dari
berbagai pihak, antara lain mortgage lender (bank), broker mortgage,
maupun agen pemeringkat. Hasil rekayasa tersebut telah mampu membangun
image kepercayaan, sehingga CDOs tersebut menyebar tidak saja di AS
tetapi juga ke belahan dunia, seperti daratan Eropa, dan Australia yang
saat ini paling terasa dampaknya.

Pada tahun 2000 – medio 2005 harga pasar rumah meningkat lebih dari
10%, sehingga pengembangan sektor perumahan menjadi sangat pesat, bahkan
40% rumah yang dibeli merupakan investasi atau rumah kedua. Martin
Feldstein, mantan penasehat ekonomi AS, mengestimasikan bahwa selama
tahun 1997 – 2007, konsumen membelanjakan lebih dari USD 9 triliun
untuk home equity-nya. Dibarengi dengan dikeluarkannya instrumen
Adjustable Rate Mortgage (ARMs) oleh Menteri Keungan AS, yaitu pengenaan
bunga lebih rendah dari pasar selama 2 tahun pertama, dan pada tahun
selanjutnya mengikuti tingkat bunga yang berlaku, yang menyebabkan bank
menikmati penambahan hasil.

Secara bertahap sejak Juni 2004 Fed mulai menaikkan suku bunga hingga
5,25% pada Agustus 2007, kredit-kredit ini mulai menuai masalah,
sehingga banyak perusahaan penerbit mortgage (investment banks)
mengalami kerugian besar dan tidak bisa membayar kewajibannya kepada
pemegang CDO. Hal itu karena, para debitur KPR banyak yang menunggak
alias mengalami gagal bayar termasuk subprime mortgage, dan terjadilah
penyitaan rumah secara besar-besaran. Menurut Reality Trac (perusahaan
penyedia data penyitaan rumah di AS) mencatat tidak kurang dari 2,5 juta
rumah disita, hal ini mengakibatkan harga rumah turun tajam apalagi di
daerah yang memiliki excess supply (kelebihan penawaran).

Dampaknya bisa diterka, investor besar seperti Lehman Brothers misalnya
yang membeli CDO mengalami kerugian besar, dan hal ini mengakibatkan
harga saham atau nilai aktiva bersih dari investor yang memiliki CDO
harganya turun, yang berantai kepada investor besar/retail lainnya.
Kebanyakan investor menjual portfolio (termasuk sahamnya) secara
besar-besaran di berbagai pasar dunia, dan efek dominonya secara
keseluruhan pasar modal (bursa saham) dunia mengalami penurunan sangat
tajam.

Beberapa perusahaan yang terkena dampak dan mengalami tekanan
keuangannya antara lain adalah Lehman Brothers, dan WaMu (bangkrut),
Fannie Mac, Freddie Mac, AIG, Fortis, Bradford & Bingley, dan GLINTNIR
(dinasionalisasi), Merrill Lynch, HBOS, dan WACLIOVIA (diambil alih
(take over) oleh pemerintah federal), dan Hypo Real Estate (paket
penyelamatan).

Kondisi tersebut menyebabkan penuruan Index Dow Jones dan lainnya yang
biasa dijadikan referensi para investor. Krisis subprime mortgage di AS
tersebut kemudian menjalar ke negara lain secara langsung seperti
Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Icelandia, China, dan Australia.
Secara teoritis, alhamdulillah perbankan di Indonesia tidak terkena
dampaknya, karena Peraturan Bank Indonesia tidak memperkenankan
bank-bank membeli surat hutang berisiko tinggi. Namun dari pasar modal,
investor Indonesia banyak yang mengalami kerugian akibat turunnya saham
perusahaan lokal apalagi yang terkait dengan Lehman Brothers. Tetapi
peran pasar modal di Indonesia kurang dari 10% (Dr. Faisal Basri),
sedangkan 80% peran dalam sistem keuangan ada pada sektor perbankan.

Jadi secara teoritis aneh jika kita harus cemas dan kalut menghadapi
situasi ini, kecuali mereka yang bermain saham, bukankah hal itu memang
sudah menjadi resikonya?. Senyatanya dunia ini selalu ada orang-orang
seperti Mr. Greedy (serakah) dan Mr. Cunning (licik). Bukankah para
Yahudi (tidak semua Yahudi. red) memang lebih senang berbisnis di sektor
abstrak (maya) daripada sektor riil. Pasar uang, pasar modal, dan bursa
berjangka (komoditi) adalah bidang-bidang yang banyak mereka geluti,
sebutlah salah satunya George Soros.

Allah SWT berfirman, "Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang
jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang
rendah ini," (QS. Al A'raaf, 7:169). Sejatinya mereka malas
bekerja di sektor riil menjadi petani misalnya atau yang berhubungan
dengan aktivitas bisnis riil. Oleh karenanya ketika sore kemarin kurs
dolar terhadap rupiah ditutup pada harga Rp11.000 an, dari kurs beberapa
hari sebelumnya di Rp9.000-an, saya bertanya-tanya, apakah mereka
seperti orang-orang yang tinggal di Pulau Monyet, yang tertipu oleh
konspirasi Mr. Cunning dan sepak terjang Mr. Greedy?.

Jika mereka membeli US Dolar pada harga Rp10.000 dengan harapan menjadi
Rp15.000, apakah itu tidak ada bedanya dengan mereka yang membeli monyet
pada harga $55 dengan harapan bisa dijual pada harga $95?. Bukankah itu
spekulasi?, ya. Itu namanya spekulasi karena mengharapkan nilai lebih
tanpa transaksi yang mendasari (Underlying Transactions). Jika seseorang
membeli dolar karena ada kewajiban dalam waktu dekat yang harus
dipenuhi, mungkin hal itu bisa diterima syari'at atau untuk membayar
uang kuliah anaknya yang sekolah di AS misalnya. Tetapi kalau hanya
untuk mencari untung, secara kaidah ekonomi tentu sah-sah saja, tetapi
bukankah spekulasi itu Judi?.

Dahulu memang belum ada bursa efek, dan pasar uang (foreign exchange),
tetapi berbisnis dengan maksud mengadu nasib melalui spekulasi dan
sekedar mencari peruntungan bukankah itu sama halnya dengan mengundi
dengan anak panah?. Dalam pemahaman saya, membeli saham atau valuta
asing tanpa underlying transactions adalah sama halnya dengan mengadu
nasib. Untuk itu Allah SWT telah mengingatkan kita semua, "Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib
dengan anak panah itu) adalah kefasikan." (QS. Al Maaidah, 5:3).

Sama halnya dengan para penduduk di Pulau Monyet, jika mereka membeli
monyet dengan maksud untuk dijadikan tenaga pemetik kelapa, mengacu pada
ayat diatas tentu dibolehkan. Namun ketika tujuannya menjadi spekulasi
atau sekedar mencari keuntungan, itulah yang dinamakan mengundi nasib.
Atau ketika seseorang membeli US dolar dengan harapan kursnya naik
menjadi USD/Rp16.000 misalnya – tentu tidak ada bedanya. Selain
mengundi nasib, bukankah akibat naiknya dolar akibat sentimen pasar
(direkayasa) akan menyebabkan harga-harga barang membumbung ke langit,
yang pada gilirannya menyusahkan orang banyak?.

Mungkin kita mempunyai uang banyak, tetapi apakah itu bijak, jika karena
daya beli tinggi, maka kita bisa sesuka hati melakukan sesuatu yang
menyimpang dari tujuan kita dititipi harta (uang) yang melimpah.
Disadari bahwa di balik titipan itu, ada sebuah amanat di dalamnya,
yaitu untuk kemanfaatan dan kemaslahatan orang banyak. Allah SWT pun
telah mengingatkan hal itu melalui firman-Nya, "Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. Al Anfaal, 8:27). Kita
memang bukan penduduk Pulau Monyet, dan kitapun tidak akan berperilaku
seperti penduduk di pulau itu, yang mau begitu saja dibodohi. Sehingga
negeri ini selamat dari tipu daya dan perilaku manusia-manusia seperti
Mr. Greedy dan Mr. Cunning. Insya Allah (fam).

Sunday, November 02, 2008

AL-I’TIROOF (Sebuah Pengakuan)

اَلإِعْتِرَافْ
AL-I’TIROOF
Sebuah Pengakuan

اِلٰهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ اَهْلاً
ilaahi lastu lilfirdausi ahlan;
Ya Allah, aku bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdausMu

وَلَا اَقْوَى عَلَى النَّارِ الْجَحِيْمِ
walaa aqwaa `alannaaril jahiimi;
Tidak juga aku mampu akan siksa api nerakaMu

فَهَبْ لِى تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِى
fahablii taubatan waqhfir dzunuubi;
Berilah hambaMu ini ampunan dan hapuskanlah dosa-dosaku

فَإِنَّكَ غَافِرُالذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
fa innaka ghoofiruddzanbil `adziimi;
Sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun Yang Maha Agung

ذُنُوْبِيْ مِثْلُ اَعْدَادِ الرِّمَالِ
dzunuubii mitslu a`daadir rimaali;
Dosa-dosaku bak butiran pasir dipantai

فَهَبْ لِى تَوْبَةًيَاذَا الْجَلَالِ
fahablii taubatan yaa dzaljalaali;
Anugrahilah ampunanMu wahai Yang Maha Agung

وَعُمْرِيْ نَاقِصٌ فِى كُلِّ يَوْمِ
wa`umrii naaqishun fiikulli yaumin;
Umurku berkurang setiap hari

وَذَنْبِيْ زَاىِٔدٌ كَيْفَ احْةِمَالِ
wa dzanbii zaa-idun kaifah timaali;
sedang dosa-dosaku terus bertambah

اِلٰهِيْ عَبْدُكَ الْعَاصِى اَتَاكَ
ilaahi `abdukal `aashi ataaka;
Ya Allah, hambaMu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu

مُقِرًّابِا لْذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
muqirron biddzunuubi waqod da`aaka;
mengakui dosa-dosanya dan memohon padaMu

فَإِنْ تَغفِرْ فَإَنْتَ اَهْلٌ
fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun;
Seandainya Engkau mengampuni Memang Engkaulah Pemilik Ampunan

وَاِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْاسِوَاكَ
wa in tadrud faman narjuu siwaaka
Dan seandainya Engkau menolak taubatku, Kepada siapa lagi aku memohon ampunan selain hanya kepada-MU

Berhala yang kita sembah !(Sufi Rabiah al Adawiyah)

Pernah suatu Sore, Sang Sufi Wanita tersohor, Rabiah Al Adawiyah berlari-lari di kota Baghdad sambil membawa Obor dan seember Air.

Para Ulama syariah heran dengan perilaku Sufi ini, lantas bertanya : " Wahai Rabiah, hendak kemana anda membawa obor dan seember Air ??"

" Obor ini akan aku gunakan membakar Surga, agar mereka yang beribadah karena menginginkan sorga tidak ada. Dan Air ini akan aku gunakan memadamkan neraka, biar mereka yang takut tidak melakukan maksiyat jangan hanya karena takut nereka".

Jadi jangan memberhalakan Surga dan neraka. Pernah Rabiah dalam doa di tengah malam berkata :

"Ya Tuhanku, jika ibadahku kepadamu hanya menginginkan Surga, maka jauhkanlah diriku dari Surga".

"Jika ibadahku karena takut neraka, maka masukkanlah diriku ke dalam nerakamu".

"Ya Tuhanku, jika ibadahku ini hanya karena Engkau, maka jangan jauhkanlah diriMu daripadaku, diriku hanya ingin memandang wajahMu, meraih cintaMu".

Inilah rintihan Sufi, sudah jauh dari berbagai macam berhala, termasuk memberhalakan Surga dan neraka.